BERDOA, BERDERMA DAN BERPUASA DALAM MASA PRA PASKA
(Pengantar singkat memasuki Aksi Puasa Paska 2023)
Masa Pra Paska berlangsung selama 40 hari yang dimulai pada Minggu-minggu Pra Paska (dalam tahun 2023 ini dimulai pada Rabu Abu 22 Februari 2023) sampai pada Minggu Pra Paska keenam atau disebut juga dengan Minggu Palmarum dan Minggu Sengsara (2 April 2023). Suasana masa Pra Paska biasanya diwarnai oleh semangat doa dan puasa serta niat pertobatan lainnya, seperti berbuat kebajikan dengan memberi sedekah atau bantuan untuk meringankan beban orang lain, sebagai bentuk tobat. Secara khusus, puasa yang dilakukan oleh jemaat, dilakukan selama 40 hari yang dimulai saat merayakan Rabu Abu sampai Sabtu Sunyi (8 April 2023), di mana tiap-tiap hari minggunya dibebaskan dari puasa, sehingga semua waktu berpuasa dilakukan 40 hari. Sikap atau perilaku tersebut dapat diwujudkan secara konkret, baik secara pribadi, keluarga, kelompok kategorial maupun kebersamaan jemaat di wilayah, adalah hal yang baik untuk dilakukan dalam masa Pra Paska ini. Selain puasa, ada lagi sikap atau perilaku yang dilakukan dalam mewarnai masa ini, yakni berpantang. Berikut dijelaskan secara singkat, apa itu puasa dan pantang.
Apakah puasa itu?
Puasa adalah salah satu bentuk penyangkalan diri. Orang-orang Kristen menyangkal diri dalam hal makanan, minuman, tidur dan beberapa bentuk kesenangan, di mana hal-hal tersebut menjadi ketergantungan dari kebiasaan hidup sehari-hari.
Bukan berarti karena tubuh itu jahat atau tubuh itu harus dihukum, atau bahkan kebiasaan sehari-hari itu dianggap salah, melainkan:
- Sebagai suatu latihan rohani lewat doa kepada Allah.
- Untuk mengingatkan kita akan kebaikan Allah dan ketergantungan kita yang total kepadaNya.
- Untuk melepaskan diri kita sementara waktu dari sesuatu hal yang baik dari dunia ini agar lebih dapat berpusat kepada Allah, dan untuk mendengarkan Dia berbicara kepada kita dengan lebih jelas. (Mrk 2:13-20; Kis 13:2 ;14:23 ; 2 Kor 11:27).
Apakah pantang itu?
Umumnya difahami untuk tidak makan daging selama beberapa waktu lamanya. Ini merupakan ciri penyangkalan diri yang khusus. Dalam perkembangan selanjutnya, pantang tidak hanya soal makan atau minum, tetapi juga tidak melakukan hal-hal yang menjadi kegemaran atau kesukaan dan kebiasaan diri untuk merasa puas dan senang. Selain itu, macam jenis pantang bisa ditambahkan pula: rokok, garam, gula, telur, jajan, dan sebagainya.
Puasa dan pantang tidak hanya dalam lingkup makan, minum atau bentuk lainnya. Sering kita tidak sadari bahwa selama ini kita begitu tergantung dan tersandera dengan perangkat gadget. Rerata hampir >60% dalam sehari waktu kita tersita berurusan dengan gadget. Puasa dan pantang dapat mencakup membatasi penggunaan gadget/media sosial atau hiburan lainnya. Tujuannya untuk membantu lebih fokus dalam pembangunan spiritualitas; mengakrabkan relasi kita dengan Tuhan dan sesama.
Apa yang dapat dilakukan jemaat dalam Aksi Puasa Paska ini?
Jemaat tetap berdoa dan berderma, tidak fokus hanya pada berpuasa. Pertobatan menjadi “roh gerakan” dalam setiap laku jemaat: berderma, berdoa dan berpuasa. Oleh karena itu, sebagai ujud belas kasih jemaat kepada sesamanya, berderma dapat dilakukan dengan mengumpulkan dana ke dalam kantong Aksi Puasa Paska (APP) yang dikumpulkan setiap harinya. Dari APP ini akan ditujukan untuk pelayanan sosial gereja, seperti pada pelayanan BP Lentera dan penyaluran dana kepada korban bencana alam. Dari apa yang dilakukan jemaat ini, kiranya menjadi suatu teladan dalam kehidupan bersama dalam merawat dan membangun kemanusiaan dan lingkungannya untuk masa kini maupun mendatang.
— Pdt. Rahmat Basukendra
Comment
Terima kasih atas pencerahannya, dan tetap semangat buat kita semua dalam menjalankan aksi puasa dalam masa prapaska.