“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” (Mikha 5:1)
Kata adven berasal dari kata Latin adventus, sedang kata Yunaninya parousia, artinya: kedatangan. Maka masa Adven diartikan “waktu penantian kedatangan Tuhan”, yaitu Yesus Kristus. Walau memiliki arti yang sama, adven dan parousia, tetapi dalam penerapannya berbeda. Adven lebih difahami sebagai kedatangan Yesus sebagai Mesias penebus manusia, dengan kedatangan-Nya ke dunia, dengan penderitaan-Nya, wafat dan kematian-Nya, sehingga kita layak menjadi anak-anak Allah (Gal 4:5). Parousia fokus pada kedatangan-Nya kembali, dengan kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke Sorga, dari situ Dia akan datang kembali untuk mengadili semua orang, yang hidup dan yang mati (1 Pet 3:22, Kis.10:42).
Jadi, semakin jelaslah bagi kita bahwa dalam masa Adven, gereja mengajak kita mempersiapkan diri dengan pertobatan, hingga kita layak menyambut kedatangan-Nya kembali. Masa Adven adalah waktu yang tepat untuk terus bertekun dalam doa-doa pribadi dan membaca Alkitab. Adalah lebih baik bila mengikuti bacaan Alkitab sesuai kalender Gereja, karena telah disusun untuk memperingati kedatangan-Nya sebagai manusia dan persiapan kedatangan-Nya kembali. Oleh karena itu, masa Adven hendaklah diisi dengan pertobatan sebab memang pertobatanlah yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis agar kita layak menyambut Yesus Kristus (Luk.3:3). Dapat dikatakan, bahwa berbakti di Masa Raya Adven ini merupakan sebuah perayaan, yang disebut juga sebagai perayaan pertobatan. Perayaan di sini dimaksudkan sebagai membangun sikap hati dan pikiran dalam melakukan pertobatan. Perayaan tidak harus dengan suasana semarak seperti mengadakan pesta. Perayaan pertobatan di Masa Raya Adven ini adalah mengutamakan seruan hati dan pikiran yang hendak mengaku dosa dan berjalan dalam kerendahan hati. Sikap hidup seperti ini sebagai ujud yang benar menyambut kehadiran Sang Juruselamat. Merayakan Masa Raya Adven ini juga karena kita diberi kesempatan kembali oleh Allah untuk mengoreksi diri, menjernihkan hati, mencerahkan pikiran sebagai sikap kerendahan hati. Dan bukankah hal itu patut membuat kita bersyukur, bersukacita sekaligus berdoa senantiasa. Dan inilah perayaan! Perayaan syukur karena ada Tuhan yang memberi kesempatan kepada umat/jemaat-Nya untuk menyembah-Nya dengan segala hormat dan kemuliaan.
Memahami pentingnya merayakan Adven, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus sebagai manusia untuk menebus dosa. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita ingat dalam credo (Pengakuan Iman) bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati, dan kita harus siap untuk menyambut-Nya. Kesiapan itu dituntut dalam kesetiaan membaca Alkitab sebagai bacaan orang-orang percaya yang menaruh pengharapan kepada Allah. Pengharapan atas keyakinan bahwa kita akan menerima mahkota kemenangan karena ketaatan iman kepada Yesus Kristus, Sang Raja Kehidupan, yang akan membawa kepada hidup yang kekal. Bacaan Alkitab menjadi bacaan harian umat/jemaat, dan menuntun kepada pengertian yang benar akan kehendak Allah. Bacaan Alkitab yang selama ini dipakai oleh gereja-gereja sedunia biasa diambil dari Revised Common Lectionary (RCL) yang bisa diakses melalui lectionary.library.vanderbilt.edu. Dan dalam awal Tahun Gereja ini, bacaan Alkitab memasuki Tahun A atau Tahun Bacaan Injil Matius, di mana tahun gereja dimulai pada Masa Raya Adven, yang ibadah perayaannya dimulai pada Minggu 27 November 2022. Pada minggu itu disebut Minggu Adven pertama, yang juga disebut sebagai Tahun Baru Gereja. Penutupan Tahun Gereja atau Tahun Bacaan Injil Lukas (Tahun C) dirayakan pada Minggu Kristus Raja. Maka, Tahun Gereja dengan tuntunan bacaan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) dengan tambahan/sisipan Injil Yohanes di antara Tahun Bacaan Injil tersebut, yang juga disebut Tahun A, Tahun B dan Tahun C, menjadi suatu lingkaran bacaan yang bersinambung dan repetitif (berulang atau pengulangan). Bacaan tersebut disertai juga dengan bacaan dari Kitab-kitab yang lain dari Alkitab Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), di mana bacaan-bacaan tersebut mendahului bacaan Injil. Dengan demikian, lingkaran bacaan itu disebut juga dengan Lingkaran Tahun (Bacaan) Gereja.
Suatu cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam Masa Raya Adven adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu lingkaran, tanpa awal dan akhir, di mana kita diajak untuk merenungkan kembali kehidupan kita, di sini dan sekarang ini. Lingkaran Adven ini sebagai pengingat dari awal umat/jemaat memasuki Lingkaran Tahun Gereja. Dan pengingatan itu mesti disertai dengan bacaan-bacaan Alkitab. Bacaan harian dari daily lectionary atau leksionari harian dapat juga diakses di RCL, yang secara konsisten masuk dalam menu GEMAdigital GKI Pamulang dengan judul Bacaan Harian. Dari aktivitas ini, kita diajak ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal, dan bagaimana kita tetap memiliki pengharapan memperoleh kehidupan yang kekal. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, kematian, dan kebangkitan-Nya. Tiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurban, dan sebatang lilin berwarna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Dalam penyalaan lilin Adven di meja altar, jemaat juga diajak untuk menghayati setiap bacaan Alkitab yang menyuarakan harapan, cinta kasih, suka cita dan damai sejahtera. Terang lilin melambangkan kehadiran Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap, yakni kejahatan, dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven, menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus. Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada makna Natal (memasuki Masa Raya Natal) yang sebenarnya.
Secara keseluruhan, umat/jemaat diajak untuk menoleh ke belakang akan sejarah kudus masa lalu yang mengingatkan dan mengajarkan untuk tetap berpengharapan meski lemah atau bahkan yang terkecil dan tak terpandang dari yang lain. Tetapi Tuhan Allah mau peduli dan menyapa, bahkan memberikan yang terbaik yang tak terlintas dari pikiran dan rencana manusia. Nabi Mikha menyerukan demikian, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” (Mikha 5:1). Karena itu, selama Masa Adven ini, mari kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Kebaktian Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya. Amin!”
Selamat Tahun Baru Gereja. Selamat memasuki Kalender Bacaan Gereja Tahun A.
(R. Basukendra)
Leave a reply