Bilangan 21 : 4- 9 ; Ibrani 3 : 1 – 6
…aku gereja, kau pun gereja, kita sama-sama gereja…
Tentunya lagu tersebut sudah sangat familiar dan sering kita nyanyikan. (Ibrani 3 : 1-6) mengajak kita untuk merenungkan kemahakuasaan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Paulus menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang Maha Agung, yang jauh lebih besar dari pada Musa sekalipun!
Musa dipilih Allah untuk mengemban tugas mulia, membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, keluar dari perbudakkan dan menjadi bangsa yang merdeka. Dalam perjalanan dari gunung Hor ke arah Laut Tiberau, bangsa Israel mengalami kondisi kekurangan roti dan air. Mereka bersungut-sungut, mereka marah kepada Allah dan Musa. Mereka marah dan bersungut-sungut hanya karena persoalan makanan dan minuman, roti dan air saja (Bilangan 21 : 5).
Padahal mereka sudah melihat dan merasakan banyak karya Allah melalui Musa yang jauh lebih Ajaib dari pada perosalan roti dan air. Namun mereka tetap tidak percaya, marah dan bersungut! Sampai akhirnya Allah membiarkan banyak dari bangsa Israel itu dipagut ular tedung dan mati.
Bangsa Israel pada akhirnya menyadari kesalahan mereka dan mohon pengampunan. Musa berdoa kepada Allah, dan Allah pun mengampuni mereka dengan meminta Musa untuk “membuat” ular tedung dan menggantungkannya pada tiang. Setiap orang yang dipagut ular, lalu melihat kepada “ular tedung” yang digantung di atas tiang, maka akan tetap hidup. Kehidupan dan kematian kita adalah hak prerogative Allah. Bukan Musa ataupun patung ular yang menentukan kehidupan dan kematian. Memang Musa mendapat tempat istimewa di hati bangsa Yahudi, karena sudah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Setelah ia dipanggil dan dipakai Allah untuk menjadi alatNya, maka seluruh kehidupannya diserahkan bagi Allah, ia setia kepada Allah.
Dalam Surat Ibrani 3: 1-6, Paulus mengajak kita untuk memandang kepada Tuhan Yesus. Memandang kepada Sang Imam Besar itu. Imam Besar yang telah melintasi semua langit, yang sudah masuk ke dalam kerajaan maut dan bangkit pada hari yang ke 3. Dalam ayat yang ke 3 tertulis : “ sebab Ia (Yesus) dipandang layak untuk mendapat kemuliaan lebih besar dari Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
“Arsitek/ahli bagunan” dari segala sesuatu adalah Allah. Allah adalah arsitek yang Maha Agung yang menciptakan langit, bumi serta segala isinya termasuk kita manusia. Kita dirancang oleh Arsitek Agung sejak kita ada dalam kandungan. Kita dibangun dan dibentuk seturut dengan kehendakNya. Kita adalah karya Allah. Sebagai karya Allah, rumah yang dirancang oleh Arsitek Agung, tentunya harus hidup dan berperan selaras dengan panggilanNya.
Setiap ruangan dalam rumah dibangun sesuai dengan fungsinya. Begitu juga dengan masing-masing kita jemaat GKI Pamulang yang merupakan ruang demi ruang yang telah dirancang Allah, hendaknya kita bisa berperan sesuai dengan fungsinya. …. Gereja adalah orangnya…. Amin
Tuhan Yesus memberkati (GA)
Leave a reply