Salah satu bentuk yang kita nyatakan sebagai sikap iman yaitu dalam baptisan dewasa maupun dalam sidi sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Kristus. Dalam hal pengakuan percaya gerejawi terlihat dalam
surat baptis-sidi yang mana terdapat pernyataan: “Di hadapan sidang jemaat, sudah mengaku kepercayaannya dan diterima sebagai anggota sidi pada tanggal …………”.
Implementasi yang sederhana dari sikap iman keseharian kita seharusnya juga terjadi setiap saat dalam seluruh rangkaian kehidupan, di mana iman itu perlu dirawat, dilatih dan dikembangkan agar terus bertumbuh dengan sehat dan tetap eksis kepada Kristus. Sebaliknya, jika kita mengabaikan perawatan, pelatihan dan pertumbuhan Iman, maka kehidupan iman itu akan stagnan dan lama kelamaan redup. Oleh karena itu iman kepada Kristus harus senantiasa hidup dalam persekutuan yang intim atau relasi yang akrab dengan Kristus, dan juga kepada sesama secara utuh.
Iman kepada Kristus bukan hanya saat ini (masa kini) ketika menjalani kehidupan rohani, di mana kita harus terus-menerus berdoa (komunikasi) kepada Tuhan, melainkan juga menjaga kehidupan iman untuk tetap terarah kepada janji-janji Tuhan. Hal demikianlah yang pada hakikatnya merupakan realita rohaniah yang saling terkait, saling mendukung dan saling mempengaruhi.
Pertanyaannya, bagaimana jika kita sebagai orang beriman tidak terlepas dari pergumulan hidup yang berat tetap setia memegang janji-Nya di masa depan?
Leave a reply