Di tengah lautan manusia yang luas ini, aku sama seperti banyak orang lainnya, penuh dengan mimpi-mimpi untuk memulai perjalanan hidupku. Aku percaya nasibku dapat ditentukan oleh tanganku sendiri, dan bahwa aku akan mampu, melalui usahaku sendiri, menjalani gaya hidup kelas atas, yang akan membuat orang lain merasa iri terhadapku dan menghormatiku. Oleh karena itu, aku berjuang mati-matian, tetapi semua yang aku dapatkan untuk usahaku adalah kegagalan demi kegagalan.
Aku kemudian melihat bahwa ada beberapa kontraktor dan mereka melakukan banyak hiburan, dan menghabiskan waktu dengan makan, jadi aku berpikir bahwa jika aku membuka restoran dan bar karaoke, aku pasti akan menghasilkan lebih banyak uang, daripada aku hanya mengerjakan pekerjaan normalku. Oleh karena itu, aku dengan tegas berhenti dari pekerjaanku dan mengambil pinjaman untuk membuka restoran dan bar karaoke. Pada awalnya, bisnisku berkembang pesat, dan aku dapat membayar kembali pinjaman hanya dalam waktu satu bulan. Aku sangat senang, dan aku berpikir jika bisnisku berjalan seperti itu, aku akan dengan mudah dapat membeli mobil dan rumah. Namun, dua bulan kemudian, kokiku yang terkenal dan bergaji tinggi berhenti, dan aku tidak punya pilihan lain selain turun tangan dan memasak sendiri. Sejak saat itu, setiap hari aku berputar-putar seperti gasing, sibuk sepanjang waktu. Terkadang, aku harus memasak untuk delapan atau sembilan meja di malam hari dan menjadi sangat lelah sehingga aku bahkan tidak bisa berdiri tegak. Meskipun aku merasa lelah dalam badan maupun pikiran, ketika aku menghitung uang tunai, aku merasa layak untuk lelah sedikit. Setahun kemudian, karena pekerjaan suamiku direlokasi, aku harus menutup restoran dan bar karaoke.
Leave a reply