1 Samuel 16 : 1-13 | Mazmur 23 | Efesus 5 : 8-14 | Yohanes 9 : 1-41
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, dalam Kitab 1 Samuel 16:1-13 dikisahkan bahwa Raja Saul sudah ditolak Tuhan akibat ketidaktaatan dan kesombongannya. Saul sudah lupa bahwa semua kekuasaan yang diterima berasal dari Tuhan. Kekacauan demi kekacauan dilakukan oleh Saul, hingga Tuhan memutuskan untuk mengganti Saul.
Melalui Samuel, Tuhan memilih Daud, anak bungsu Isai, untuk menggantikan Saul sebagai Raja Israel. Ini adalah awal dari rencana Tuhan untuk membenahi kehidupan bangsa Israel. Begitu juga bagi Daud, pengurapan yang dia terima lewat Samuel, menjadi awal kehidupan baru sebagai raja, untuk menjadikan Israel bangsa yang besar, yang hidup seturut kehendak Tuhan. Walaupun Daud punya kelemahan dan dosa, tetapi ia sadar untuk tetap menatap dan mengandalkan Tuhan, terutama dalam menghadapi bahaya dan kemalangan (Mazmur 23). Daud mengakui Tuhan sebagai Gembala yang Baik yang selalu menuntun dan membimbing serta memberi kekuatan di setiap langkah kehidupannya.
Rasul Paulus di dalam Efesus 5:8-14, menasihatkan jemaat di Efesus untuk menjadi Kristen yang bukan cuma status atau pengakuan saja, tetapi juga harus mengalami perubahan dalam perilaku sehari-hari. Sebagai jemaat yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus, sudah seharusnya menghindarkan hidup dalam kegelapan dan menjadi anak-anak terang. Menjauhkan diri dari rupa-rupa kecemaran dan keserakahan. Termasuk hawa nafsu kejahatan, juga percakapan yang cabul dan kotor, yang bisa menunjukkan kesia-siaan, kebodohan, dan jauh dari mendidik. Untuk sisi yang lain, setiap ungkapan kegembiraan dari ucapan syukur itu, dilakukan secara bijaksana dan tidak berlebihan. Cara hidup jemaat semestinya serupa dengan cara hidup yang diajarkan Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus di dalam Yohanes 9: 1-41, mengambil tindakan dengan menyembuhkan orang yang buta sejak lahir sehingga dapat melihat, dan membuat orang itu langsung percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Sementara bagi orang Farisi, mereka tidak melihat itu, dan menolak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Mereka justru menuding Yesus tidak menghormati hari Sabat.
Penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus berdasarkan atas kasih-Nya dan tidak didasari aturan yang dibuat oleh manusia, menjadi pengajaran buat kita supaya kita tidak mencari kesalahan orang lain, dan lebih mementingkan solusi yang bermanfaat bagi kehidupan bersama. Adalah lebih baik mengingat kebaikan/kelebihan saudara kita, ketimbang kesalahan/kekurangannya.
Kasih yang berasal dari Tuhan Yesus Kristus biarlah selalu menjadi dasar buat kita untuk hidup saling mengasihi, mengampuni dan tolong menolong di dalam rumah tangga, dan juga kehidupan sehari-hari. Begitu pula kita sebagai sesama pelayan di gereja, untuk saling menghargai dan menghormati sehingga tercipta suasana yang harmonis dan saling mendukung di dalam setiap tugas pelayanan. [EPS]