Kis. 2:14, 22-32 | Mazmur 16 | 1 Petrus 1:3-9 | Yohanes 20:19-31
Ketika kita mendengar kabar yang menggembirakan, kita akan merasakan sukacita. Bahkan rasa sukacita tersebut bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan kita seakan enggan untuk melupakannya. Misalnya saja kabar tentang kelahiran, kabar tentang kenaikan jabatan, kabar tentang kesembuhan dari penyakit yang dialami, dan kabar sukacita lainnya.
Sama halnya dengan kabar tentang kebangkitan Yesus yang baru saja kita rayakan minggu lalu. Kebangkitan Yesus atau yang biasa kita sebut Paska, merupakan kabar yang menggembirakan bagi seluruh umat yang percaya kepada-Nya. Kabar sukacita ini akan terus diingat bahkan dirayakan tidak cukup hanya satu hari atau satu minggu saja. Peristiwa Paska selalu membawa kita pada penghayatan akan kasih Allah yang tidak terbatas kepada umat-Nya. Kasih Allah yang melampaui segala akal telah membawa perubahanyang sangat besar bagi umat-Nya. Untuk itulah, kita sebagai umat-Nya sudah sepatutnya bersyukur kepada Allah. Rasa syukur tersebut dapat diungkapkan dengan iman percaya kita. Dengan iman, kita meyakini bahwa kebangkitan-Nya sungguh nyata. Dengan iman pula, kita berjalan di dalam kehendak Allah. Iman itulah yang menyelamatkan dan menolong kita.
Kedamaian dan persatuan adalah dua karunia besar yang diberikan oleh kebangkitan Kristus kepada para murid-Nya. Dalam bacaan Yohanes 20:19-31, kita melihat bagaimana Kristus hadir di tengah-tengah murid-murid-Nya yang ketakutan dan bagaimana Ia menghadirkan kedamaian dan persatuan kepada mereka. Awal cerita dimulai dengan para murid yang berkumpul dalam ketakutan, terkunci di dalam rumah karena takut kepada orang-orang Yahudi. Namun, Kristus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka, dan berkata, “Damailah kamu.” (Yohanes 20:19). Kehadiran Kristus yang hidup menghadirkan kedamaian yang memulihkan hati para murid yang takut dan cemas.
Kedamaian itu datang dari kuasa Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya. Kedamaian itu bukan hanya ketenangan fisik dari keadaan luar, tetapi juga kedamaian dalam hati dan jiwa mereka yang datang dari hadirat Kristus. Selanjutnya, Kristus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya yang terluka kepada murid-murid-Nya, dan mereka bersukacita melihat Tuhan. Kristus mengutus mereka dengan misi, “Sama seperti Bapa Mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu.” (Yohanes 20:21).
Kristus menyatukan para murid-Nya dalam misi yang sama untuk mewartakan Kabar Baik tentang keselamatan kepada dunia. Mereka tidak lagi terpisah oleh ketakutan, keraguan, atau perbedaan, tetapi bersatu dalam tugas yang diberikan oleh Kristus. Persatuan itu datang dari visi dan tujuan yang sama dalam pelayanan bagi Kerajaan Allah.
Kebangkitan Kristus membawa damai yang abadi. Sebelumnya, manusia hidup dalam dosa dan terpisah dari Allah karena ketidaktaatan mereka. Namun, Kristus datang ke dunia sebagai Juruselamat yang sempurna, mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menghapus dosa manusia. Melalui kebangkitan-Nya, Kristus memperoleh kemenangan atas dosa dan maut dan membawa damai yang abadi kepada mereka yang percaya pada-Nya. Kini, kita bisa hidup dalam damai yang melebihi segala pengertian, karena kita telah didamaikan dengan Allah melalui karya Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya.
Pada Minggu Paska II ini, kita akan menghayati firman Tuhan dan menghayati berita kebangkitan-Nya melalui tema “Kehadiran Yang Membawa Damai Sejahtera”. Tema ini menolong kita untuk mendalami betapa pentingnya kesadaran diri untuk mengakui segala kelemahan kita. Dengan mengakui keterbatasan diri, maka kita akan dipulihkan dan didamaikan oleh Kristus. Dengan demikian, hidup kita pun akan diberkati dan kita memiliki pengharapan yang pasti di dalam Kristus. Jangan ragu akan kebangkitan-Nya!
[RFP]