Yesaya 51 : 1-6 | Mazmur 138 | Roma 12 : 1-8 | Matius 16 : 13-20
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan gereja lain pada umumnya sadar bahwa misi kehadirannya di Indonesia adalah berperan serta dalam mengerjakan misi Allah sendiri. Misi Allah itu adalah karya penyelamatan di dunia dalam konteks masyarakat, bangsa, dan negara di mana gereja ditempatkan oleh Sang Pemiliknya, yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri.
Dalam salah satu bagian Mukadimah Tata Gereja GKI alinea 2, tertulis, “… gereja adalah persekutuan yang esa dari orang-orang beriman kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang diundang dan dipanggil Allah untuk berperan serta ke dalam misi-Nya, yaitu karya Allah dalam penciptaan, pemeliharaan, penyelamatan, dan pembaruan di dunia.
Nah, bagaimana kita merespon undangan dan panggilan Allah itu?
Menjelang kesengsaraan-Nya di Yerusalem, Yesus ingin memastikan pengenalan para murid terhadap Dia. Oleh karena itu, Yesus membawa mereka ke Kaisarea Filipi, yang kebanyakan penduduknya adalah nonYahudi. Dalam suasana tenang, karena terhindar dari gangguan yang selama itu terjadi, tentu murid-murid dapat berpikir jernih.
Pengenalan banyak orang pada Yesus beraneka ragam. Mereka pada umumnya berpegang pada pengamatan lahiriah. Maka ada yang melihat Yesus sebagai sosok nabi seperti Elia atau Yeremia. Ada juga yang menghubungkan-Nya dengan Yohanes pembaptis. Matius sendiri mencatat bahwa Herodes mengira Yesus adalah jelmaan Yohanes yang ia telah penggal kepalanya (ayat 14:2).
Oleh karena anugerah Allah, Petrus mewakili para murid dapat mengenal secara tepat siapa Yesus. Pengenalan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, menurut Yesus sendiri merupakan penyataan Allah Bapa (ayat 17). Yesus sendiri adalah inkarnasi Allah sepenuhnya. Jadi Petrus dan para murid dapat mengenal Yesus sebagai Anak Allah oleh sebab ada relasi yang hidup dengan Sang Anak Allah sendiri.
Kepada mereka yang sudah memiliki pengenalan sejati tersebut, Yesus menaruh tanggung jawab untuk mengelola jemaat yang akan Dia dirikan. Merekalah yang dipercayakan memegang kunci Kerajaan Sorga. Siapa yang bisa menjadi jemaat Kristus? Mereka yang memiliki pengenalan yang sama dengan pengenalan para murid. Pengenalan yang hanya bisa diperoleh oleh karena anugerah Bapa dan perjumpaan pribadi dengan Sang Anak Allah.
Sekarang ini, banyak orang mengenal Yesus hanya sebagai seorang tokoh agama, salah satu pendiri agama, guru agung, pembuat mukjizat, atau manusia biasa saja. Dengan anugerah Tuhan, kita boleh mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita (lih. Yesaya 51:1-2; Roma 12:1-2). Kiranya momen GKI yang telah memasuki usia penyatuannya yang ke-35 ini, pengenalan kita semakin bertumbuh melalui pembacaan dan perenungan firman Tuhan, serta melalui persekutuan pribadi dengan Dia, yang mendorong kita berperan aktif mengerjakan karya misioner di mana pun Tuhan tempatkan.
[TNP]