1 Raja-raja 3:5-12 • Mazmur 119:129-136 • Roma 8:26-39 • Matius 13:31-33, 44-52
Pada tema kita kali ini, Yesus berbicara kepada kita tentang Kerajaan Allah melalui berbagai perumpamaan, yaitu perumpamaan biji sesawi, perumpaan tentang ragi, perumpamaan harta yang terpendam di ladang, perumpamaan seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah dan pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Semua itu pengajaran tentang Kerajaan Surga. Kadang kita membayangkan melakukan sesuatu untuk kerajaan Allah adalah harus melakukan sesuatu yang besar. Dalam perumpamaan yang disampaikan tentang ragi, kita mengetahui bahwa, walaupun ragi itu sedikit saja kalau dibandingkan dengan tepung yang banyak itu, namun pada akhirnya ragi itu “menang,” sehingga adonan tersebut menjadi khamir (mengembang) seluruhnya. Juga tentang biji sesawi yang kecil, tetapi dapat tumbuh lebih besar bahkan daripada tumbuhan besar yang lainnya.
Demikian pula halnya seperti melakukan sesuatu untuk Kerajaan Surga/Kerajaan Allah, dapat kita mulai dengan pemberitaan firman dari sesuatu yang kecil, dari pemikiran-pemikiran dan tindakan positif kecil yang kita lakukan. Dari hal yang demikian, pemberitaan firman, pemikiran dan tindakan itu dapat memberi dampak, membawa pertobatan dan sukacita bagi banyak orang. Misalnya kita mendengar renungan, lalu kita bagikan renungan itu melalui sosial media atau pesan singkat, sehingga orang yang membaca/mendengarnya semakin dikuatkan, diteguhkan dan diberkati Tuhan. Sekecil apapun pemikiran dan perbuatan positif yang kita lakukan, yang kita arahkan untuk menyenangkan hati Tuhan, akan membawa orang lain mengalami berkat Tuhan.
Ketika kita melakukan pelayanan sehari-hari, baik pelayanan terhadap keluarga, pelayanan di tempat kerja maupun pelayanan sosial di tengah masyarakat, sebagaimana yang Yesus ajarkan, bahwa di manapun berada dan melayani, kita meyakini bahwa Tuhan menempatkan kita sebagai penjala manusia di tengah dunia dan gereja. Seperti pukat yang ditebarkan di laut, kita tidak hanya menjala ikan-ikan yang baik saja, yakni yang menunjuk kepada orang-orang yang mau menerima dan taat kepada Kristus saja, melainkan juga menjala ikan-ikan yang tidak baik, yang menunjuk kepada orang-orang yang tidak baik, dan yang menolak kebenaran Firman tentang Kerajaan Sorga. Dan tidak ada seorangpun diantara kita, yang selalu dapat menentukan dengan pasti, siapa yang sungguh-sungguh taat atau tidak taat terhadap perintah Tuhan.
Mari kita belajar meneladani Raja Salomo. Sebelum menjalankan segala pelayanan, baik dalam keluarga, dalam lingkungan pekerjaan dan di lingkungan sosial tempat kita berada, kita harus mengutamakan terlebih dahulu Hikmat dari Allah! Seperti Salomo yang hanya meminta hikmat saja dari Allah, dan tidak mengindahkan permintaan duniawi, apa yang Salomo lakukan dapat menyatakan Kerajaan Allah.
Hikmat Tuhan itu tidak otomatis turun kepada setiap orang. Hikmat Tuhan itu harus kita minta dengan sungguh-sungguh. TUHAN akan memberikan hati yang penuh hikmat bagi umat yang memohonnya. Kita perlu belajar dari keteladanan Salomo, bahwa ia adalah orang yang memiliki kerendahan hati dan tidak mementingkan keinginan dirinya sendiri.
Menjadi penjala manusia, tentunya sangat memerlukan hikmat Tuhan. Salomo memohon pada Allah, “Kurniailah aku kebijaksanaan yang aku perlukan untuk memerintah umat-Mu dengan adil, dan supaya aku tahu membedakan yang baik daripada yang jahat.” Permohonan meminta hikmat lebih penting dari segalanya. Terlihat bahwa Salomo sangat mengerti kebutuhan utama dirinya yakni sebagai pemimpin Israel, dibandingkan dengan umur panjang, kepentingan diri sendiri, kekayaan, maupun kekuasaan. Salomo hanya meminta hikmat, agar dia tahu bagaimana untuk menghakimi dan memerintah Israel dengan keadilan dan kebenaran. Dan dia mau umat Allah diberkati.
Allah senang dengan doa Salomo. Dia bukan hanya memberi padanya hikmat, Allah memberikannya secara berkelimpahan. Allah menjadikan dia orang yang begitu bijaksana. Allah bukan saja memenuhi pemohonannya, tapi juga memberikan padanya hal-hal yang tidak dimintanya. Mari kiranya kita dapat menjadi pewarta-pewarta Kerajaan Allah, melalui hal-hal kecil yang dapat kita lalukan, yang dapat kita pikirkan, yang dapat kita contohkan, melalui firman yang kita beritakan dan kita lakukan dalam keseharian kita, dengan meminta hikmat dari Tuhan terlebih dahulu, sebelum kita melakukan segala pelayanan kita. Kiranya dengan meminta Hikmat dari Tuhan, kita dimampukan untuk mewartakan Kerajaan Allah, dimulai dari hal-hal kecil yang kita bisa lakukan supaya orang lain menjadi sukacita dan terberkati. (FV)
Leave a reply